Bagi yang berprofesi pendidik, dalam hal ini adalah guru, PLPG bisa jadi satu momen yang paling ditunggu-tunggu.
PLPG atau Pendidikan dan Pelatihan Profesi Guru ini adalah salah satu upaya pemerintah untuk menjadikan para guru menjadi lebih profesional di bidangnya dengan meningkatkan kompetensi mereka.
Pelatihan ini hanya diperuntukkan bagi guru yg memenuhi syarat untuk menerima tunjangan profesi (sertifikasi).
Meski ditunggu-tunggu, tak jarang PLPG ini bagi sebagian orang dianggap "momok" yang menakutkan. Bahkan ada yg lebih rela tidak mengikuti daripada takut atau malu kalau tidak lulus. Hihihi.
Lulus? Iya. Setelah pelatihan otomatis ada tes yg terdiri dari 2 sessions.
Dimana di kemudian hari muncul nilai yang menentukan guru tersebut lulus/tidak lulus.
Nah, kalau bagi aku pribadi sih. Senang banget waktu dapat giliran berangkat. Tepatnya pada tanggal 16-25 September 2013 yang lalu. Menjalani pelatihan di Hotel Kusuma Kartika Sari Solo selama sepuluh hari itu.
Baca juga : DAFTAR BARANG YANG WAJIB DIBAWA SELAMA PELATIHAN
Baca juga : DAFTAR BARANG YANG WAJIB DIBAWA SELAMA PELATIHAN
Adapun persiapan yang aku lakukan waktu itu adalah :
1. Persiapan materi.
Secara aku adalah angakatan pertama menghadapi kurikulum baru yang akan dicanangkan tahun depan (kurtilas) otomatis belum ada satupun yang pernah mengikuti otomatis waktu itu aku minim sekali materi.
Untung ada dua sekolah yang menjadi perwakilan dari kabupaten mengikuti pelatihan kurtilas (kurikulum tigabelas). Dan dua sekolah tersebut bagiku kategori agak pelosok. Karena tempatnya yang jauh dan medannya agak sulit. Tapi demi sih ya, jadi rela ngelakuinnya aja deh.
Disana aku dapat contoh RPP kurtilas yang terbaru. Bukan buat niru sih. Cuman supaya dpt gambaran model RPp yang aku buat nanti.
Tips : agar kita gak blank-blank amat dan gak ketinggalan sama temennya nanti, boleh banget kalau materi yg dikasih itu di download dan di print. Buat catatan catatan kecil yang sekiranya penting. Satu lagi, jangan lupa bawa contoh PTK ya. Ada penilain soal PTK juga soalnya.
2. Persiapan mental
Persiapan mental di sini maksudnya menghadapi berita bohong di luaran sana bahwa PLPG itu berat, kebanyakan tugas sampai gak tidur, soal tes nya sulit, dll.
Tips : PD aja deh. Setiap hari juga ngajar, paling gak jauh2 juga kan ya materi pelatihannya sama tugas kita ngajar.
Dan iyes. Alhamdulillah aku bisa melampauinya.
3. Persiapan barang bawaan.
Yang namanya perempuan ya, selalu aja banyak persiapan. Terutama barang bawaan pribadi. Aku dari jauh-jauh hari sudah catat barang apa aja yang aku butuhkan selama 10 hari. Utamanya seperti laptop, charger, roll kabel, dan juga printer. Aku sampai bela2in minta suami buat beliin printer karena emang belum punya sih. Hihihi. Alhamdulillah disana berguna sekali. Baik buat diri sendiri maupun buat bantuin temen2 yang gak bawa printer. Jadinya ga perlu susah2 nyari rental seputaran hotel kan.
Selanjutnya adalah barang pribadi seperti kosmetik, peralatan mandi, mukena, kerudung dan baju2.
Barang bawaan itu diantaranya :
baju putih (3buah), rok hitam (4buah), baju tidur 5 buah dan tentu saja baju batik 5 buah juga, baju bebas (3buah), celana jeans (1), kerudung langsungan (2), kerudung putih 3, kerudung warna (5 menyesuaikan warna batik), kaos kaki 4 pasang (2 putih, 2 coklat), 1 dasi hitam, dan daleman (lupa bawa berapa). Hahaha. Ribet yaa.
Tips: cari bahan yang ga mudah ngelipet dan gak tebal tapi ga terlalu tipis ya.
Baju tidur bawa yang pendek dan langsungan biar ga makan tempat.
Baju batik pun juga yang bahannya ga mudah ngelipet, modelnya modis tapi gak kebanyakan pernik biar ga berat/makan tempat.
4. Persiapan boyongan
Karena waktu itu dhafin masih masa minum ASI eksklusif, jadi otomatis gakbisa jauh2 dari emaknya. Alhamdulillah dapat tempat di solo. Yang berarti dekat dengan rumah kakak2ku. Jadi sekalian deh boyongan. Bedol rumah kalo boleh bilang. Dari eyang kakung, eyang putri, dhafin semua jadi ikut pindahan ke Solo.
Tips : bagi yang tidak punya saudara dan masih menyusui kalau memungkinkan bisa sewa kamar satu lagi untuk keluarga. Atau kalau sewa hotel mahal. Ada juga kok rumah2 terdekat yang menawarkan untuk kos sementara. Cari aja yang terdekat dengan hotel ya. Jadi setelah acara ibu bayi bisa ikut tidur di kos dan kalau ada acara sewaktu-waktu bisa cepat balik lagi ke hotel.
5. Persiapan buat check penginapan
Begitu tahu tempat yang dituju, aku meminta kakakku untuk mengecek keberadaan hotel. Hal ini bisa juga dilakukan via telepon sih. Karena biasanya di alamat lengkap hotel tertera juga nomor teleponnya.
Tujuannya agar tau dimana alamat hotel dan transportasi apa yang bisa sampai kesana seandainya kita mau naik transportasi umum. Jadi tidak bingung pas hari H.
Tips : Kalau dari satu sekolah ada beberapa yang berangkat ke kota yang sama bisa barengan ya. Malah irit kalau mau sewa mobil misalnya. Sukur2 diijinkan buat nebeng aja. Hehehe.
Itu persiapan aku ya. Nah kalau dijudul aku bilang kalau PLPG itu menakutkan, bagaimana denganku?
Ah, bagiku kebalikannya. PLPG ini begitu sangat amat menyenangkan!
Kok bisa?
1. Jadi banyak teman dari sekolah di kota lain.
Kebetulan yang berada sekelas denganku berasal dari sragen, boyolali, solo, sukoharjo, purwodadi, blora, banjarnegara, temanggung, purbalingga, wonosobo, cilacap.
2. Nemu saudara jauh
Bersama sama teman dari daerah-daerah diatas selama 10 hari sudah berasa kayak nemu saudara dari jauh. Komunikasi masih terus berlanjut. Karena adanya medsos yang memudahkaan kami untuk saling bertukar kabar. Sang ketua kelas yang berinisiatif untuk membentuk grup di FB dengan nama oemah 1.13. Nama ini diambil dari rayon pelaksana PLPG yaitu rayon 113 kampus UNS surakarta.
3. Teman sekelas yang kompak.
Ada pengalaman lucu ketika sedang menjalani pelatihan. Jadi dihari pertama kami masih yang membawa sifat egois kami masing-masing. Apalagi waktu itu dosen bilang kalau keaktifan siswa juga dinilai. Jadilah kami berlomba-lomba mendapatkan nilai dengan sok aktif tanya atau mendebat pendapat teman.
Namun ketika kelas berakhir kami menyadari bahwa disana kami sama-sama berjuang. Hanya ada satu tujuan utama. Yaitu lulus. Oleh karena itu kemudian kami membuat kesepakatan untuk tidak lagi saling berlomba. Kalaupun mau bertanya sebelumnya ngasih clue dulu ke ybs. Hihihi.
Sejak saat itu kelas jadi adem deh. Kami jadi semakin akrab satu sama lain.
4. Saling mendukung
Kami juga saling mendukung loh. Misal ketika ada PR atau tugas, maka kita akan bicarakan sama-sama. Seperti waktu tugas peer teaching. Semua mengemukakan ide dulu agar tidak ada materi yang sama. Kemudian kami juga bertukar media kalau ada yang punya dan sekiranya relevan dengan materi yang akan disampaikan.
Intinya kalau menurutku sih yang penting kebersamaan ya. Kompak dulu antar teman serombelnya. Insyaallah 10 hari kedepan bakalan menyenangkan deh. Sehingga "momok" menakutkan itu tidak akan terjadi pada kita.
Salam.
Salut! Semangat pelatihannya... Satu tahap kontribusi lagi untuk pendidikan Indonesia :))
ReplyDeleteSiappp...laksanakan! 😎
Deletetetap kompak bu,dapat teman baru dan saudara baru, semangat selalu bu, salam kenal dari orang yang jauh di sebrang lautan sana, hehehe...
ReplyDelete