Rafi mengernyitkan kening. Ada yang aneh dengan Rana, kekasihnya.
Sudah beberapa hari ini ajakan Rafi untuk makan keluar ditolaknya. Ketika ditanya, Rana selalu saja mengalihkan pembicaraan.
"Hmmmh," dengus Rafi sembari membantingkan tubuhnya di sofa depan kamar kosnya.
Tiba-tiba sekelumit bayangan buruk menghampirinya.
"Jangan-jangan Rana sudah punya seseorang yang lain dihatinya?
Atau bahkan diam-diam Rana sudah berpacaran dengan Rio, teman lelaki yg dekat dengan Rana akhir-akhir ini?
Aaaaarggghhhh.....", dada Rafi bergemuruh. Rasa marah dengan cepat menyergap.
Diambilnya HP dari dalam saku tas punggungnya. Dicari nama Rana dengan scrolling cepat dan segara di pencetnya tombol memanggil.
Ada nada menunggu disana. Tapi tak kunjung ada jawaban dari seberang.
"Hhhh...kemana sih ni anak?" rutuknya.
Tak sampai berapa menit Rafi melajukan motornya. Kemana lagi kalau bukan ke kampus. Rana pasti sedang sibuk dengan kegiatan kampusnya.
Dan benar saja. Rafi melambaikan tangan melihat Rana sedang bergerombol diantara teman2nya yg seolah sedang mendiskusikan sesuatu.
Rana cuman mengendikkan bahu dan memberi isyarat Rafi untuk menunggu di tempatnya berdiri.
"Hih. Apaan sih ni anak" pekik Rafi pelan.
Tapi mau tak mau dia tetap tak bergeming dari tempatnya semula.
Diliriknya kafe malibu yang ada diseberang sana. Emosi sudah membuatnya kehabisan tenaga sepertinya. Dia butuh minum untuk menyegarkan kembali raganya. Jadi diputuskannyalah untuk membeli air mineral dan kopi botolan dingin kesukaan Rana.
Sesudah mendapatkan plastik berisikan dua botol di tangannya, Rafi segera membalikkan badan dan bersiap kembali ke parkiran motor yang dekat dengan tempat pertemuan Rana.
Akhirnya, tak sampai 10 menit Rana tampak menghampiri dengan berlari kecil hingga membuatnya terengah2 ketika berada di samping Rafi.
"Nih", kata Rafi sembari menyodorkan kopi dingin dari botol yg dibelinya tadi.
Rana tampak membelalakkan matanya untuk sepersekian detik sebelum mendorongkan tangannya. Menolak pemberian Rafi.
"Eh, kenapa? Bukankah itu kesukaan kamu?"
Rana tak menjawab cuman menggelengkan kepala dan mengangkat tas ranselnya.
Ada botol tupperware berisikan air putih.
"Sejak kapan kamu mau minum air putih?" ledek Rafi. Dia tahu Rana bukan penyuka air tak berasa tersebut.
Yang ditanya cuman mengangkat botolnya segera. Membuka penutupnya dan menuangkan isinya dengan segera ke mulutnya hingga bunyi "glek glek glek" terdengar jelas di telinga Rafi. Rafi tertawa ngakak.
"Aku sekarang mau ngurangin minun kopi, Fi" kata Rana kemudian.
"Owh", jawab Rafi pendek.
"Dan aku mau ngurangin juga minum pakai botol gitu."
"Lah kan kamu juga minum air pake botol kan tadi"
"Iya. Tapi kan bukan yg sekali pakai. Jadi mengurangi sampah plastik"
"Hmmm. Bagus deh" jawab Rafi sembari memonyongkan mulutnya.
Tak ayal, membuat Rana ingin menyubit pinggang Rafi.
Tapi belum sampai cubitan itu mendarat. Tiba-tiba perut Rana berbunyi. Dia baru ingat belum makan siang sedari tadi. Pulang ngampus langsung rapat dan berkumpul dengan teman2 nya di ZWC. ZeroWaste Crew. Organisasi yang isinya orang2 yg berkomtimen untuk mengurangi sampah dan menjaga bumi.
"Ya sudah. Kita ke warung Pak Maman aja yuks. Beli dua bungkus nasi rica2 belut favorit duo R. Rafi dan Rana" kata Rafi sembari terkekeh. Geli sendiri mendengar dirinya menyebut namanya sendiri dengan duo R.
"Eh. Kok dibungkus? Dine in dooonk. Kan uda komit gak bakal nambahin sampah plastik", protes Rana.
Yang diprotes nyengir. "Hihihi. Maaf sayangku. Lupaaaa" kata Rafi sembari menyalami Rana.
"Kok salaman. Emangnya lebaran?" goda Rana kemudian disambut dengan tawa Rafi yg berderai sembari berkata pada batinnya sendiri bahwa mulai besok dia tidak hanya akan menemani Rana. Tapi juga akan bergabung dengan tim ZWC.
"Melakukan hal positif untuk lingkungan hidup dan Bumi ini. Kenapa tidak?"
****
#RoadTo4thGandjelRel #BlogChallengeGandjelRel
#4thGandjelRel
Sunday, 10 February 2019
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
rahmamocca. Powered by Blogger.
No comments:
Post a Comment
Mohon berkomentar dengan baik ya. Terimakasih.